Minggu, 04 Januari 2009

Lebah Madu Apis dorsata




Lebah Madu Apis dorsata atau yang dikenal dengan lebah hutan dalam bahasa Inggris dinamakan Giant Honeybee. Lebah jenis ini memang sangat besar tubuhnya jika dibandingkan dengan lebah madu lainnya, dan bahkan tercatat paling besar, meskipun gelar yang disandang ini diberikan kepada Apis dorsata laboriosa yang berada di wilayah pegunungan himalaya. Jenis yang ada di Indonesia adalah Apis dorsata binghami (Sulawesi) dan Apis dorsata dorsata (Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara.

Lebah Madu Apis dorsata hidup pada pohon-pohon yang tinggi dengan catatan ketersediaan pakan lebahnya juga sangat memadai. Penamaan lebah hutan, karena lebah jenis ini sangat tergantung pada keberadaan tanaman hutan, meskipun di beberapa tempat yang banyak tanaman perkebunannya juga dijumpai lebah hutan ini, seperti pada lokasi tanaman karet, tanaman kopi, tanaman randu.

Lebah madu hutan menghasilkan madu dalam jumlah yang bisa jadi sangat banyak pada tiap sarangnya (sampai dengan 100 liter). Para pemburu madu sangat menyenangi keberadaan lebah hutan ini, meskipun untuk mendapatkannya juga taruhannya tidak sedikit.
Potensi lebah hutan di Indonesia yang sangat "amazing" berada di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Seringkali kita menjumpai produk lebah hutan ini di pasaran. Tempat-tempat yang sangat terkenal yaitu madu hutan Sumbawa, madu hutan Bangka/Belitung, Madu Hutan Kolaka, Madu Hutan Lampung, Madu Hutan Kalimantan dll.
Madu lebah hutan biasanya mengandung kadar air yang cukup tinggi sehingga seringkali mudah terjadi fermentasi, sehingga menimbulkan gas CO2 yang terbentuk dari proses fermentasi dan terjadi letusan tutup wadah madu.

Madu lebah hutan sangat berpotensi dalam membantu ketahanan pangan nasional, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan perekonomian rakyat.

Proyek pengembangan bisnis madu lebah hutan sangat menjanjikan terutama oleh pemerintah daerah, perusahaan-perusahaan yang mempunyai akses ke hutan seperti HPH, tambang dll. Jika anda orang yang berkompeten pada pengembangan di daerahnya, maka kenapa tidak berkejasama dengan kami.

4 komentar:

Ir. John M. Sianturi mengatakan...

Di sekitar Dairi masih ada hutan dengan lebah alami tsb, Om Didik. Saya memperoleh sktr 10-30 kg per bulan.
Dengan senang hati saya mau kerja sama dgn Om Didik.
Salam hangat dari Kota Kopi yg Dingin Sidikalang,
John M. Sianturi

Raja Madu mengatakan...

wah bagus tu tulang. memang ada baiknya kita bangun kerja sama. kapan2 saya tengok ke dairi untuk menikmati kopi sidikalang dengan madu dorsata. sebenarnya permintaan sangat baik. hanya saja perlu sentuhan teknologi pengolahan madunya agar tidak fermentasi. kadar airnya terlalu tinggi. dari penelitian saya di belitung sampai 29 %. wah itu tak bisa lebih seminggu disimpannya.

Ir. John M. Sianturi mengatakan...

Saya akui itu betul Om Didik. Pemanen madu kita, umumnya petani, memang kurang mengerti sentuhan teknologi tsb. Hanya jarak Sidikalang ke lokasi petani tsb jauh juga sktr 100 km dan jalannya jelek. Maklum Kab di Sumatera luas2, tp penduduknya jarang, Om.
Bbrp thn lalu saya kesana sudah teler apalagi pem kita lupa memperbaiki jalan blk-an ini. Sibuk mau pemilu. Ekonomi hansur-hansuran.

Raja Madu mengatakan...

ya tulang John. suatu ketika saya menyampaikan argumen tersebut kepada profesor saya (Nikolaus Koeniger)di Frankfurt Oberussel. komentarnya di luar dugaan saya. dari disukusi tersebut tersimpulkan bahwa kita diminta untuk berhati-hati membuat pernyataan dan harus mempermudah (meski hanya berucap/ berkata)yang memang tidak mudah dilakukan oleh kawan2 kita di sekitar hutan yang bertaruh dengan maut bergelantungan di pohon yang tinggi demi mendapatkan tambahan penghasilan untuk keluarganya. jadi kondisi ini harus dilihat secara indah dan penuh dengan tantangan. jadi bunyinya seperti melukiskan keindahan laskar pelanginya andrea hirata. Saya nggak sabar ingin berkunjung ke tempat tulang. salam hangat

Daftar Blog Saya

Mitra Smartbee