Denis Anderson adalah sosok yang sangat terkenal di dunia perlebahan, terutama dalam dunia yang lebih spesifik yaitu "dunia varroa". Pertemuan pertama kali dengan Denis adalah saat dilakukannya kongres perlebahan Asia (Asian Apiculture Association) di Yogyakarta. Denis sangat senang sudah melakukan pendakian ke Gunung Merapi dan kemudian berkesempatan untuk berkunjung ke Pusat Perlebahan Nasional (Pusbahnas). Kesan pertama biasa saja, tapi ketika tahun berganti tahun kami dibuatnya kagum pada sosok pria brewokan yang tetap tampak muda pada usia yang sudah tidak dapat dibilang muda. Ketika kami konfirmasi apa rahasia dibalik itu adalah kesabaran dan ketelatenan membangun tangga. Ketika mulai dengan binatang kecil tak nampak bernama Varoa, kami sudah memandang sebelah mata. Kalau itu sih biasa, kami juga bisa. Dia jalan terus dengan logika berpikir yang terus dibangun, sehingga akhirnya dia menemukan jenis baru hama lebah madu yang semula semua orang didunia mengatakan menjadi Varroa jacobsoni menjadi Varroa destructor.
Mekanisme hidup tungau (mite) berwarna coklat ini akhirnya diketemukan rahasianya sehingga mengapa terjadi ledakan hama Varroa yang menyebabkan mati surinya perlebahan Apis mellifera di Indonesia. Dan hal tersebut diketahui bahwa datangnya dari strain Korea dan telah menyebar ke seluruh dunia (dengan beberapa pengecuallian). Kalau Varroa yang asli Indonesia hanya bisa berkembang biak pada lebah lokal tetapi tidak bisa pada lebah mellifera.
Sampai sekarang hubungan kami sangat baik, dan Denis lebih Indonesia dari orang Indonesia.
Mekanisme hidup tungau (mite) berwarna coklat ini akhirnya diketemukan rahasianya sehingga mengapa terjadi ledakan hama Varroa yang menyebabkan mati surinya perlebahan Apis mellifera di Indonesia. Dan hal tersebut diketahui bahwa datangnya dari strain Korea dan telah menyebar ke seluruh dunia (dengan beberapa pengecuallian). Kalau Varroa yang asli Indonesia hanya bisa berkembang biak pada lebah lokal tetapi tidak bisa pada lebah mellifera.
Sampai sekarang hubungan kami sangat baik, dan Denis lebih Indonesia dari orang Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar